Hallo semuanyaa..
Seperti biasa, karna ini bulan ramadan jadi waktu tidur siang aku terkadang lebih panjang waktunya dari pada hari di bulan selain ramadan. Alhasil malemnya bisa tidur selarut ini.
Seperti biasa, karna ini bulan ramadan jadi waktu tidur siang aku terkadang lebih panjang waktunya dari pada hari di bulan selain ramadan. Alhasil malemnya bisa tidur selarut ini.
Seperti biasa lagi, rutinitas sebelum tidur itu biasanya otak-atik medsos, dan setelah berjam-jam lamanya *iya, karna emang kerjaannya lebih lama di smartphone wkwk*. Akhirnya aku menemukan satu videonya yang di bagikan sama teman di fb aku, video itu berisi tentang seorang perempuan yang mencuri pakaian di pasar, nah si ibu ini di hakimi dengan cara yang sekasarrr sekali. Saking kasarnya sampe pas liat muka si ibunya di postingan itu aku nangisss. Coy gimana gak nangis itu seorang perempuan coyy, yang mukulin siapa?? Yang mukulin para lelaki-lelaki gak punya otak yang ada di lokasi itu.
Gini yaa, kemarin aku empati sekali sama salah satu vlogger ternama asal indonesia Gita savitri yang menyuarakan pendapatnya soal para lelaki yang asal ngomong dengan kata-kata kasar bahkan sampe melecehkan (mengajak melakukan hubungan seksual lewat DM ig), nah untuk lebih jelasnya kalian bisa baca langsung di postingan ignya dia soal kepanjangan ceritanya ini. Jadi si gita ini di komplen habis-habisan karna bermula dari dia yang menyuarakan soal kekesalannya terhadap fenomena para lelaki-lelaki gak bermoral itu.
Okey, beralih dari si gita ini yang mencoba membela wanita yang di lecehkan di media sosial sama laki-laki yang gak bertanggung jawab. Kita balik lagi ke kisah si ibu di video yang aku nonton tadi. Di video tersebut si ibu itu di hakimi dengan cara tangan dan kakinya di ikat terus digiring kayak lagi menggiring sapi yang sudah siap di sembelih, selain itu si ibu di siksa di pasar tersebut. Coy bayangin coy!!! Kasihan?? Hanya orang yang gak punya hati yang gak tergerak hatinya setelah melihat video tersebut. Kecewa sama orang-orang yang menghakimi. Mereka gak mikir mereka siapa dan yang di hakimi siapa. Terlepas dari gender dan bulan ramadan, kita harusnya mikir bahwa kita itu sesama manusia.
Gini ya, aku gak bilang si ibu itu benar. Jelas si ibu itu mencuri, dan mencuri itu salah. Nah, Sebagai warga negara yang beradab, yang menjunjung tinggi kemanusian, yang menjadikan pancasila sebagai pedoman, bukan begitu caranya menghakimi. Terlebih yang menghakimi adalah si bapak-bapak, pake di tendang-tendang segala si ibu yang mencuri tersebut. Sedih sumpah.
Membayangkan kembali ekspresi si ibu itu. Bagaimana kalau seandainya si ibu tersebut senasib sama ibu dari orang-orang yang menghakimi tersebut. Marah? Jelas aku begitu marah. Moral sebagai seorang laki-laki di mana? Berbekal dengan "laki-laki itu kuat dan hebat", laterly wanita yang sudah berusaha melahirkan kita kedunia ini tanpa menyesali jenis kelamin anaknya, bahkan begitu bahagia dan bersyukurnya ia, tanpa mempedulikan rasa sakit yang sudah ia tahan dan rasakan saat berusaha ingin mengeluarkan kita ke dunia ini dengan selamat.
Berdalih dari video tersebut dan fenomena lainnya di sekitar aku. Kesimpulannya meskipun masih banyak laki-laki yang baik, tapi laki-laki yang tidak bermoral dan tidak berotak pun tak kalah banyak. Kenapa tidak bermoral? Karna tidak bisa menghargai seorang perempuan, Karna memandang rendah perempuan, jangankan berkata kasar, menghakimi dengan kekuatan mereka saja adalah hal yang gampang di lakukan. Dasar Manusia karbitan!
Maksud dari tulisan ini hanya sekedar curhatan semata. Jika ada lelaki yang tersinggung, mohon di telaah baik-baik. Karna di mata aku itu bukan hanya perempuan yang mulia, tetapi juga lelaki. Karna aku memuliakan Rasulullah. Iya lelaki, hanya lelaki yang mampu menghargai dan mencintai seorang perempuan tapi!
Okey, kalau semakin panjang tulisan ini semakin banyak kata kasar yang akan aku keluarkan, jadi Tanpa memohon maaf. Terima kasih sudah membaca.
saya sebagai lelaki tidak perlu marah... saya memelihara meong, tiap hari diberi makan ikan, saya tidak akan menyalahkan nalurinya untuk berburu cecak, belalang, atau tikus.. itu naluri dan fitrah..
BalasHapusnaluri lelaki memang buas, tetapi agama adalah tembok yang membendung nafsu tersebut.. sehingga, saya pun tidak menyalahkan naluri itu, yang salah adalah kemampuannya untuk berpuasa dan menahan naluri tesebut..
Iya, akhlak seorang laki-laki bergantung seberapa berimannya Ia.
Hapus