Hai semuanya..
Kayaknya aku kena insomnia lagi, setiap kali aku memikirkan sesuatu tentang suatu fenomena seseorang terhadap orang lain itu sangat bikin aku jadi sulit tidur di malam hari. Kebetulan fenomena ini korbannya sih aku ya ha ha karna aku orangnya adalah pemikir keras soal hidup, makanya jadi susah move on sama suatu kejadian. Kadang ada teman yang bilang aku orangnya selalu memikirkan sesuatu yang mudah tapi dengan sisi yang sulit, jadi katanya ribet. Tapi yah seperti inilah aku, dapet turunan dari Papa yang juga seorang pemikir keras terhadap sesuatu, dia gak hanya mikir hal positif dari suatu tindakan tapi dia juga mikir efek negatif dari hal tersebut, makanya yahh~~~
Kayaknya aku kena insomnia lagi, setiap kali aku memikirkan sesuatu tentang suatu fenomena seseorang terhadap orang lain itu sangat bikin aku jadi sulit tidur di malam hari. Kebetulan fenomena ini korbannya sih aku ya ha ha karna aku orangnya adalah pemikir keras soal hidup, makanya jadi susah move on sama suatu kejadian. Kadang ada teman yang bilang aku orangnya selalu memikirkan sesuatu yang mudah tapi dengan sisi yang sulit, jadi katanya ribet. Tapi yah seperti inilah aku, dapet turunan dari Papa yang juga seorang pemikir keras terhadap sesuatu, dia gak hanya mikir hal positif dari suatu tindakan tapi dia juga mikir efek negatif dari hal tersebut, makanya yahh~~~
Btw, kemarin aku baca suatu postingan blog seseorang tentang unek-unek dia tentang orang-orang yang dia temui di lingkungan sekitarnya yang suka egois sama suatu hal atau gak memikirkan orang lain atas tindakannya, salah satu contohnya ninggalin jejak di toilet umum. Berkat postingannya itu aku juga sempatin curhat alias komen di postingannya dia soal orang yang egois terhadap makanan, tapi aku gak tau kalau komentarnya itu sudah di acc untuk di tampilkan di halaman postingannya dia atau belum soalnya terakhir lihat sehari setelah aku kasih komentar disitu tapi belum di acc, he he he~
Berbicara seseorang yang egois aku bersyukur di ajarin dan di tanamkan ke diri aku bagaimana harus berperilaku dengan baik ke siapa saja, jangan merebut hak orang lain selama kita masih punya hidup untuk masa depan dan masih punya orang tua. Suatu ketika aku pernah menemukan seseorang yang sikap dan sifatnya buruk di aku waktu itu dengan sikap yang berulang-ulang, kalau di ingat aku ngenes juga waktu itu karna dia dan you know guys aku adalah sosok yang pemikir meskipun hal itu sudah berselang waktu yang lama dan meskipun hubungan aku sama orang itu baik-baik saja, terkadang seperti malam ini aku sulit tidur dan memikirkan tentang bagaimana aku di perlakukan seperti yang gak bisa aku lakukan ke orang lain, rasanya kayak orang super tega aja sih kalau sampe aku bales orang itu dengan tindakan yang sama kayak yang dia lakukan.
Menjadi sosok yang pemikir yang dikatakan ribet sama teman-teman ha ha iya, inilah aku yang Memafkan itu gampang bahkan sangat gampang, hanya saja melupakan sesuatu yang menyimpang di mata aku itu sulit, sesulit aku yang ingin menjadi seseorang yang menyebalkan dengan mengganggu kenyamanan orang lain tapi tak bisa dengan beribu alasan yang tertanam. Cukup bersyukur karna gak harus berbuat hal yang gak baik ke orangnya, tapi namanya juga manusia cin kalau di dzolimi pasti sakit hati lah, kalau aku sih solusinya jaga jarak aja, harus ingat selalu ada jarak di antara kita, mungkin komunikasi kita bisa baik-baik saja akan tetapi aku selalu membuat batas untuk orang-orang tersebut agar jangan masuk lebih dalem di kehidupan aku. Dan harusnya yang merasa sama tulisan ini bisa sadar setelah baca postingan ini, jangan mencoba masuk di kehidupan aku lebih dalem lagi kalau merasa pernah menyakiti, cukup jaga silaturahmi tapi ingat kita punya jarak.
Okelah sampai sini dulu omelan gak jelas. Selamat tidur~ jangan egois jangan jadi orang menyebalkan ya~
Kualitas cara hidup seseorang ditentukan pada lingkungan keluarganya, tapi biasanya pada tahap remaja walaupun lingkungan keluarga mendidiknya dengan benar bukan berarti ia akan tetap menaatinya karna ada lingkungan baru yang menurutnya lebih menyenangkan dan lebih menarik yaitu lingkungan pergaulan teman2nya, nah pada tahap ini para remaja akan menentukan apakah ini benar untuk kehidupannya kelak atau tidak dan itulah yang akan digunakannya ketika dewasa nanti, yang dinamakan dengan prinsip hidup. Nah sikap kita terhadap orang yang seperti itu apa yang prettywi tulis diblog sangatlah pantas untuk dilakukan, tapi akan lebih pantas lagi jika menyadarkan dia dengan cara mengatakan secara terang2an bahwa yang di lakukannya salah walaupun pasti akan menyakitkan dan akan membuat hubungan silaturahmi akan terputus karna jika tidak dilakukan, hal buruk tersebut akan selalu dilakukannya karna tak ada yang teguran dari siapapun. (unfaedah heheu)
BalasHapusGood idea! Terima kasih. Kembali lagi soal didikan, entah dari kapan orang tua menanamkan hal ini, di mana saya terlalu menanamkan mindset soal nanti timbulnya "rasa tidak enak orang tersebut, minder, dll". Karna mindset tersebut mungkin dengan adanya media sosial hanya dengan memberikan clue saja berharap orangnya ngeh contohnya kayak postingan saya he he. Yah kalau gak ngeh mau gimana lagi, aslinya sudah begitu, mau kita ngomong secara langsung mungkin hanya akan berhenti di kita tapi dia tetap ngelakuin ke yang lain. Nah di Kecualikan jika orang tersebut sudah terbilang sangat amat dekat dengan perasaan saya, dekat di sini gak hanya semata-mata dekat pernah jalan bersama, tapi dekat secara emotional sangat dekat di mata saya, jadi sudah mengerti bagaimana dia akan menanggapi hal tersebut jika blak-blakan, dan jelas ini sangat saya pertimbangkan.
HapusSeandainya orang itu gak sedekat yang di katakan sebelumnya, pasti kita juga gak akan tahu bagaimana reaksi dia setelah kita ngomong langsung, setiap orang berbeda-beda. Mungkin ada yang ngerti, ada yang milih menjauh, tapi ada juga yang justru menyeleneh pikirannya, di sebarluaskanlah rumor buruk, dendam dll yah kita gak tau he he. Tapi untuk jaga-jaga, jaga perasaan, jaga silaturahmi, dan jaga nama baik wkwk..